Kamis, 30 Desember 2010

Renungan Muslim

Google
Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika.
Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.  Pemuda ini  adalah  salah seorang  yang  diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.
Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di  Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka  semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah  masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di  Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampong tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula  ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda
Itupun memenuhi permin! taannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghor-matan lantas kembali duduk.
Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika meli-hat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia  tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pen-deta, "Bagaimana anda Tahu  bahwa saya seorang mus-lim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sana  pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan Mengajukan  beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan  sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.
Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan  dan anda harus menja-wabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan  berkata,"Silahkan!"
Sang pendeta pun mulai bertanya,
 1. Sebutkan satu yang tiada duanya,
 2. dua yang tiada tiganya,
 3. tiga yang tiada empatnya,
 4. empat yang tiada limanya,
 5. lima yang tiada enamnya,
 6. enam yang tiada tujuhnya,
 7. tujuh yang tiada delapannya,
 8. delapan yang tiada sembilannya,
 9. sembilan yang tiada sepuluhnya,
 10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
 11. sebelas yang tiada dua belasnya,
 12. dua belas yang tiada tiga belasnya,
 13. tiga belas yang tiada em-pat belasnya.
 14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak  
     mempunyai ruh!
 15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa  
     isinya?
 16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
 17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak
     menyukainya?
 18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa 
     ayah dan ibu!
 19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab  
     dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
 20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab 
     dengan batu Dan siapakah yang terpelihara dari batu?
 21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap 
     besar!
 22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap        
     ranting mempunyai 30. daun, setiap daun mempunyai 5   
     buah, 3 di bawah naungan dan dua di Bawah sinaran 
     matahari?"Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu  
     tersenyum dengan senyuman  mengandung keyakinan kepada 
Allah.Setelah membaca basmalah ia berkata,
1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT 
   berfirman,"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua 
   tanda (kebesaran kami)."(Al-Isra': 12).
3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang 
   dilakukan Nabi Musa Ketika Khidir menenggelamkan sampan,  
   membunuh seor! ang anak kecil Dan ketika  me-negakkan 
   kembali dinding yang hampir roboh.
4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan
   al-Qur'an. 
5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah 
   SWT menciptakan makhluk.
7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh 
   lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan 
   tujuh langit berlapis- lapis. Kamu sekali-kali tidak 
   melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah Sesuatu yang  
   tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul    
   Arsy ar- Rahman.Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-  
   malaikat berada di penjuru- penjuru langit.Dan pada hari 
   itu  delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di 
   atas kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang 
   diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang 
   bercahaya, angin topan, musim paceklik,katak,darah, kutu 
   dan belalang 
10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah 
   kebaikan.Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat 
   kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 
   160).
11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-
   saudaraYusuf
12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi 
   Musa yang Terdapat dalam firman Allah,  "Dan (ingatlah) 
   ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami 
   berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.Lalu 
   memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-  
   Baqarah: 60).
13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah 
    saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh 
    adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu 
    subuh apabila fajarnya mulai menying-sing."(At-Takwir: 
    18).
15. Kuburan y! ang membawa isinya adalah ikan yang menelan 
    Nabi Yunus AS.
16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah  
    saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata 
    kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami 
    pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat 
    barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah 
    kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,"  tak 
    ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub 
    berkata,  "Aku akan memohonkan ampun  bagimu kepada 
    Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi    
    Maha Penyayang." 
17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai       
    adalah suara keledai.Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya 
    sejelek-jelek suara adalah suara keledai."  (Luqman: 
18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu 
    adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan  
    kambing Nabi Ibrahim.
19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang 
    Diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara  
    dari api adalah Nabi Ibrahim.Allah SWT berfirman, 
   "Wahai api dinginlah dan selamatkan   
    Ibrahim."(AlAnbiya':}
20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, 
    yang Diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan   
    yang terpelihara  dari batu adalah Ash-habul Kahfi 
    (penghuni gua).
21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara   
    besar adalah Tipu daya wanita,sebagaimana firman Allah 
    SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah 
    besar." (Yusuf: 28).
22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting 
    mempunyai 30 daun,setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di 
    bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari    maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan,daun adalah hari dan    buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda  muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"
Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha  menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil.
Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab  pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.
Mereka berkata,     "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan  semuanya ia jawab,     sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan  namun anda tidak mampu     menjawabnya!"
Pendeta tersebut berkata,"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.
" Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda." Sang pendeta pun berkata,"Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah."
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk Agama Islam.
Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan
Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.
Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan  akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat..
Apa yang menyebabkan hati-hati para pendeta itu masih tertutup bahkan  cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya..
Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir..
amien
 

Yuk Jaga Pandangan Mata, Upaya Menjauhi Bencana

Jika seorang pelajar ingin meraih kesempurnaan ilmu, hendaklah ia menjauhi kemaksiatan dan senantiasa menundukkan pandangannya dari hal-hal yang haram untuk dipandang karena yang demikian itu akan membukakan beberapa pintu ilmu, sehingga cahayanya akan menyinari hatinya. Jika hati telah bercahaya maka akan jelas baginya kebenaran. Sebaliknya, barangsiapa mengumbar pandangannya, maka akan keruhlah hatinya dan selanjutnya akan gelap dan tertutup baginya pintu ilmu.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).
Mata dan hati memiliki ikatan yang kuat. Para dokter akhlaq bertutur, “Antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hati pun rusak dan hancur.
Berapa banyak jatuh korban akibat kerlingan mata yang membawa kehancuran dan penderitaan. Sudah amat banyak kita dengar kasus-kasus perbuatan keji yang dilakukan oleh para pemuda (perzinaan, homoseks, lesbian), suami-istri yang bercerai, atau menderitanya anak-anak sebagai korban.
Semua bencana ini berasal dari pandangan mata, sebagaimana kata penyair, “Pandangan, lalu senyuman, kemudian salam dan bicara, lalu janji, kemudian pertemuan”. Pandangan melahirkan lintasan pikran, lintasan pikiran melahirkan nafsu syahwat, nafsu syahwat melahirkan kemauan yang kuat, sehingga menjadi tekad yang bulat. Dari sini dapat dipastikan akan muncul suatu perbuatan, selama tidak ada penghalang. Mustahil bisa terjaga kehormatan dan kesucian keluarga kecuali dengan menahan diri dan menjaga pandangan mata.
Sebuah pepatah mengatakan, “Bersabar menjaga mata lebih mudah daripada bersabar menanggung derita sesudahnya.” Seseorang yang mengumbar pandangannya akan senantiasa menyesal, ia terkena panah dari salah satu panah beracun iblis. ‘Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, “Mata adalah tempat memancing bagi setan.” Masuknya setan salah satunya ketika seseorang memandang. Sesungguhnya masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruangan yang hampa. Setan akan menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan indah, menjadikannya sebagai berhala tautan hati. Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia nyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya tanpa adanya gambaran wujud yang dipandangnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan kaum mukminin dan mukminat apa yang menimbulkan syhwat lelaki dan syahwat wanita dan tidak memperkeras peringatan-Nya dari perzinaan saja. Bahkan apa yang mengajak atau mendekatkan pada zina pun dilarang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
(Al-Quran al-Karim Surah Al-Isra’ [17]: 32).
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Dua pasang mata itu berzina dengan cara melihat.” (Muttafaq ‘alaihi). Dipahami bahwa menatap dengan mata adalah sebagian dari zina karena mendapat bagian yang besar dari kelezatan serta hiburan antara pria dan wanita. Oleh sebab itu, pandangan mata harus dijaga.
MANFAAT MENJAGA PANDANGAN MATA
[1]. Mendekatkan hati kepada Allah.
Melepaskan pandangan tanpa kontrol dapat merusak dan menjauhkan hati dari Allah, serta dapat memutuskan hubungan antara hamba dan Tuhan. Para pemerhati masalah jiwa mengemukakan bahwa antara mata dan hati ada satu celah dan jalan. Manakala mata rusak, maka hati pun rusak, dan menjadi tempat kotoran. Hati itu tak bisa lagi menjadi fasilitas untuk mengenal, mencintai, dan menuju Allah.

[2]. Memberikan pakaian penuh cahaya kepada hati.

Melepaskan pandangan secara bebas berarti membusanai hati dengan pakaian kegelapan. Karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan ayat an-Nur (cahaya) segera setelah memberikan perintah menjaga pandangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
”Katakanlah kepada orang-orang mukmim untuk menjaga pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka”
(Al-Qur’an Al-Karim Surah An-Nur [24 ]: ayat 30)
Setelah itu, Allah menyebutkan hasil atau pengaruhnya,
“Allah adalah cahaya yang menerangi langit dan bumi. Cahaya-Nya itu bagaikan lubang, yang di dalamnya ada pelita … “
(Al-Qur’an Al-Karim Surah An-Nur [24]: ayat 35)
Yaitu, seperti cahaya Allah di dalam hati hamba-Nya yang mukmin yang menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Manakala hati mendapat nur, hati itu dapat menerima berbagai kebaikan dari segala sisi. Namun, ketika hati gelap, ia menerima seluruh musibah dan keburukan dari semua tempat.

[3]. Melahirkan firasat yang benar, yang dengannya seseorang bisa membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang jujur dan yang dusta.

Syuja’ al-Karmaniy mengatakan, ”Siapa yang mengisi lahiriahnya dengan mengkuti sunnah dan mengisi batinnya dengan senantiasa mawas diri, menjaga pandangan dari yang terlarang, menahan diri dari syubhat, dan makan yang halal, pasti firasatnya tidak pernah salah.” Syuja’ sendiri adalah orang yang firasatnya senantiasa benar.
[4]. Membuat hati berkonsentrasi dalam memikirkan hal-hal yang baik.
Mengumbar pandangan, akan membuat seseoarang akan lupa akan hal itu, karena ada pembatas antara dia dan hatinya. Jiwanya pecah dan ia jatuh ke dalam perangkap hawa nafsunya dan lalai mengingat Tuhan.
Ada kisah menarik mengenai menjaga pandangan ini. Karena sangat menjaga pandangannya, sebagian orang menduga bahwa Rabi’ bin Khutsaim buta. Selama dua puluh tahun, ia sering berkunjung ke rumah ibnu Mas’ud, ”Temanmu yang telah buta telah datang.” Ibnu Mas’ud tertawa karena ucapan itu. Ketika melihat Rabi’, Ibnu Mas’ud berkata, ”Alangkah gembiranya al-mukhbitiin (orang-orang yang merendahkan diri dihadapan Allah). Demi Allah, seandainya Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallam melihatmu, pasti beliau senang.”
Mata yang selalu dijaga dari hal-hal yang diharamkan, tidak akan tersentuh oleh api neraka sebagaimana sabda Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam, “Tiga pasang mata tidak akan menyentuh api neraka, yaitu mata yang menutup dari apa yang diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga di jalan Allah, dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.” (Hadits Riwayat Imam Hakim dan Imam Baihaqy).
Balasan itu setimpal dengan amal. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, niscaya Allah akan mencemerlangkan cahaya bashirahnya. Siapa yang meninggalkan sesuatu demi Allah, Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik baginya. Apabila seseorang menjaga pandangan dari hal-hal yang haram, Allah akan menggantikannya dengan nur pandangan-Nya. Allah juga akan membukakan untuknya pintu pengetahuan, iman, makrifat, dan firasat yang benar.
Sebagai penutup, nasihat dari Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah untuk memohon pada Allah agar menghidupkan hati kita.
Sungguh aneh orang yang punya keperluan dan memohon agar Allah memenuhinya, namun ia tak memohon untuk menghidupkan hatinya agar tidak terjangkit kebodohan, agar disembuhkan dari penyakit syahwat dan syubhat; sebab jika hati telah mati maka ia tak akan merasakan kedurhakaan kepada Allah.
(Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)
Wallahu a’lam bish-showab wa ‘afwu minkum.